Hutasoit merupakan salah satu marga yang ada pada suku Batak (Batak Toba). Hutasoit yang diberi gelar Borsak Bimbinan adalah anak ke empat atau bungsu dari Toga Sihombing. Menurut sejarah bangsa Batak, dahulu Toga Sihombing bermukim di Pulau Samosir kemudian merantau ke daerah Tipang (daerah pantai selatan Danau Toba). Daerah Tipang kemudian diabadikan sebagai daerah asal dari keempat anak Toga Sihombing yaitu Borsak Junjungan Silaban, Borsak Sirumonggur Lumbatoruan, Borsak Mangatasi Nababan dan Borsak Bimbinan Hutasoit. Kemudian keempat anak Toga Sihombing merantau ke dataran tinggi Humbang. Hutasoit sendiri menempati beberapa wilayah di Humbang Habinsaran (Siborong-borong).
Secara umum Hutasoit menganggap Siborong-borong menjadi bonapasogit. Dari daerah ini mereka menyebar ke wilayah Kabupaten Tapanuli Utara (Pangaribuan, Tarutung) dan Kabupaten Humbang Hasundutan (Sigumpar, Hutasoit, Lintong Nihuta, Dolok Sanggul). Dan kemudian menyebar lagi ke Tanah Dairi Sidikalang.
Hutasoit tersebar dari Tipang naik ke dataran tinggi Humbang ke daerah Lintongnihuta di desa Sigumpar dan Desa Hutasoit serta ke daerah Butar dan kemudian ke daerah Siborongborong, yaitu di Desa Pardomuan dan Desa Siaro (Silaitlait). Adapun keturunan keempat borsak ini (anak Toga Sihombing) secara bersama-sama tinggal berdampingan di Dataran Humbang. Di daerah Lintongnihuta keempat borsak itu memiliki desa dan juga di daerah Siborongborong. Desa-desa di daerah Lintongnihuta kebanyakan ditempati oleh Lumbatoruan, antara lain Desa Parulohan, Sibuntuon, Lumbanjulu, Sigompul dan Siguriguri. Desa lain adalah desa Hutasoit dan Sigumpar ditempati oleh Marga Hutasoit. Daerah Silaban di tempati oleh marga Silaban dan daerah Nagasaribu ditempati oleh marga Nababan. Demikian juga di daerah Butar, keempat borsak itu ada disana dimana kampung Butar toruan ditempati oleh Nababan dan kampung Butar dolok ditempati Lumbantoruan, Silaban dan Hutasoit. Desa di daerah Siborongborong ditempati oleh Hutasoit antara lain di Lumban Pea, Pardomuan, Siaro, Silaitlait dan di pusat kota Siborongborong. Dari Siborongborong Marga Hutasoit menyebar ke daerah Pangaribuan dan ke daerah Silindung dengan memakai marga Sihombing (bukan Hutasoit).
Tubu simarlasuna, di dolok ni sibuluon. Sude antong na ni ulamuna tung dipasupasu Tuhan.
-----
Adapun Ompu Borsak Bimbinan Hutasoit (Generasi I - Anak dari Toga Sihombing) memiliki satu anak yang diberi nama Ompu Raja Ginaung (Generasi II). Anak dari Ompu Raja Ginaung juga ada satu yaitu Ompu Raja Dibabana (Generasi III). Anak dari Ompu Raja Dibabana juga satu yang bernama Ompu Lanok Nabolon (Generasi IV). Anak dari generasi ke empat ini baru ada dua yaitu Saribugaja dan Ompu Hundulbatu (Generasi V). Anak dari Ompu Hundul Batu ada dua yaitu Sunggu Parbaja dan Parpati Toba (Generasi VI). Sedangkan keturunan dari Saribugaja masih belum diketahui. Pada generasi keenam inilah, Hutasoit dibagi ke dalam dua submarga, yakni Hutasoit Sunggu Parbaja dan Hutasoit Parpati Toba. Hingga saat ini tercatat generasi (sundut) keturunan dari Ompu Borsak Bimbinan Hutasoit (marga Hutasoit) sudah diatas 20 generasi.
Bagot na mandungdung ma tu pilopilo na marajar, sai salpu ma angka lungun, sai roma angka najagar.
-----
Hutasoit memiliki perjanjian (padan) untuk tidak saling menikah dengan Sihotang-Marsoit. Sihotang-Marsoit adalah anak yang dilahirkan br Manik istri dari Sihotang. Anak itu diberi nama Marsoit oleh ibunya sebagai kenangan baginya bahwa Marsoit itu adalah anak yang dikandung dari marga Hutasoit. Hubungan br Manik dengan Hutasoit terjadi ketika Sihotang meninggalkannya. Beberapa tahun setelah itu, pulanglah Sihotang ke rumahnya dan demikian juga Hutasoit terpaksa pergi meninggalkan br Manik karena perkawinan mereka tidak resmi. Sihotang menerima "Langge na do na tubu di porlakna". Langge adalah sejenis tumbuhan yang dapat berkembang sampai diluar perbatasan tanah. Tanaman itu menjadi milik dari pemilik tanah itu, walaupun bukan dia yang menanam. Mengetahui kejadian itu Sihotang-Marsoit dan Hutasoit merasa ada hubungan satu darah dan memutuskan untuk tidak boleh menikah antara kedua marga itu.
Sambil na tartondong, dapotsa papaluan. Asa denggan mardongan, unang masipamaluan.
-----
Sibigo ambaroba rara hulinghuling na, gabe uli do parrupa na roa, asal ma sai lambok pangkulingna.
-----
Bona ni aek puli di dolok ni sitopongan, sai tubu ma di hamu angka na uli, lam martamba nang sinadongan.
-----